Tuesday, 14 January 2014

OPERASI BILANGAN PADA ANAK USIA DINI

Definisi Operasi Bilangan


Pengurangan

Pengurangan berasal dari kata kurang yang dalam Kamus Bessar Bahasa Indonesia berarti 1) belum atau tidak cukup; 2) ( untuk menyatakan bilangan, ukuran, ddsb yang) sedikit (satu, dua, dsb) lagi menjadi bilangan bulat. Sementara definisi penguraangan adalah proses, cara, perbuatan mengurangi atau mengurangkan (KBBI,2005: 616).
Pengurangan adalah pengambilan kelompok baru (Sri subarinah, 2006:30). Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam pendidikan anak usia dini konsep pengurangan yang ditanamkan adalah konsep pengambilan.

Penjumlahan
Penjumlahan diambil dari kata dasar jumlah yang berarti banyaknya ( bilangan atau sesuatu yang dikumpulkan menjaddi satu). Sedangkan pengertian penjumlahan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,2005:480) adalah proses, cara, perbuatan menjumlahkan. 
Penjumlahan adalah menggabungkan dua kelompok (himpunan) Sri Subarinah (2006:29).

Perkalian
Perkalian merupakan penjumlahan yang dilakukan secara berulang, sehingga dapat dikatakan bahwa perkalian adalah penjumlahan tetap.(Lisnawati,1993:121).

Pembagian
Pembagian merupakan hal yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari- hari. Pembagian dapt diselesaikan denagn baik apabila anak sudah ahli dalam operasi hitung pengurangan. Jadi pembagian adalah pekerjaan mengurang berulang dengan pengurangan yang tetap (Lisnawati,1993:130).

Konsep Operasi Bilangan
Matematika bukan pelajaran ingatan, tetapi mengembangkan kemampuan berfikir. Pada tahap awal anak belajar tentang bilangan dari benda-benda konkret. Kemudian anak dilatih belajar tentang angka sebagai simbol bilangan. Setelah itu, anak diperkenalkan dengan simbol operasi bilangan seperti tambah, kurang, bagi dan kali (+, -, ÷, dan ×). Jika anak sudah mengenal bilangan dan memahami operasi bilangan, maka ia telah bisa berpikir logis dan matematis, meskipun pada tingkat yang sederhana. Setelah anak mampu menghitung, anak akan mengkomunikasikannya secara matematis. Komunikasi tersebut menghubungkan antara matematika dengan kehidupan kesehariannya. Misalnya, anak mengataan “mama, mobil itu rodanya lima.” Mamanya lalu bertanya, “kok lima, kenapa tidak empat?” anaknya menjawab, “kan yang satu itu roda serep”. Anak juga sudah mampu menggunakan operasi bilangan tambah seperti 4+1=5.
Pada konsep operasi perkalian hal ini adalah misalnya kita berkata pada anak meja itu ada berapa kakinya? Misal ada 3 meja berarti berapa jumlah kaki meja semuanya? Sedangkan untuk pembagian dapat kta konsep pada anak misalnya membagi kue, contoh ibu punya 1 kue yang besar kemudian ibu tersebut memilki 2 anak jadi berapa bagian yang di terima oleh anak.
Pada dasarnya konsep operasi bilangn yang dikenalkan pada anak hanyalah perkenalan simbol operasi bilangan. Serta dengan konsepan bahwa penjumlahan itu berlaku pada saat ia memiliki sesuatu kemudian ia diberi lagi, pengurangan apabila ia memberikan barangnya pada teman, membagi adalah memberikan barang secara berulang dengan jumlah yang sama dan tetap serta perkalian yaitu penjumlahan yang dilakukan secara berulang.

Teori
Menurut piaget (1972)  anak TK berada pada fase perkembangan praoperasional menuju ke konkret. Anak pada fase tersebut belajar terbaik dari benda nyata. Oleh karena itu orang tua dan guru dapat mengenalkan bilangan kepada anak dengan menggunakan benda- benda. Berbagai benda di sekitar kita dapat kita gunakan untuk melatih anak berhitung, berfikir logis dan matematis.
Teori belajar Bruner dalam Sri Subarinah (2006:3-4), dia menekan proses belajar menggunakan proses belajar menggunakan model mental yaitu individu yang belajar mengalami sendiri apa yang dipelajarinya agar proses tersebut yang direkam dalam pikirannya dengan caranya sendiri. Bruner membagi proses belajar dalam 3 tahap yaitu sebagai berikut.

Tahap Kegiatan atau Enaktif
Anak belajar melalui benda riil atau mengalami peristiwa di sekitarnya. Anak dalam belajar masih menggunakan gerak reflex, coba-coba, dan belum harmonis. Ia melakukan manipulasi benda-benda dengan cara menyusun, menjajarkan, mengutak-atik atau gerak lain yang bersifat coba-coba.

Tahap Gambar Bayangan (Ikonik)
Anak telah dapat mngubah, menandai dan menyimpan peristiwa atau benda riil dalam bentuk bayangan mental dibenaknya.

Tahap Simbolik
Anak dapat menyatakan bayangan mentalnya dalam bentuk symbol dan bahasa, sehingga mereka sudah memahami symbol-simbol dan menjelaskan dengan bahasanya.

Pengenalan Operasi Bilangan pada Anak Usia Dini
Tambah, kurang, bagi dan kali merupakan operasi bilangan yang sangat dasar. Kemampuan anak TK untuk menambah, mengurang dan membandingkan sudah baik. Sebaiknya operasi bilangan diperkenalkan setelah anak memahami bilangan dan angka. Anak TK dapat belajar memahami operasi bilangan dengan cara yang amat sederhana.

Menjumlah di bawah lima
Alat dan bahan:
Benda-benda yang ada di kelas
Prosedur:
Ajak anak untuk menghitung bersama-sama, “satu”, “dua”, “tiga”, dan seterusnya untuk mengingatkan anak tentang bilangan.
Ajak anak bekerja dalam kelompok 3-4 anak.
Beri tugas tiap kelompok untuk menghitung benda-benda yang ada di kelas/TK misalnya sebagai berikut: Kelompok A menghitung banyaknya kursi yang ada di kelas. Kelompok B menghitung banyaknya jendela yang ada di kelas. Kelompok C menghitung banyaknya gambar yang ada di kelas, dst.
Suruh siswa untuk melaporkan hasilnya di kelas.
Beri persoalan pada anak, seperi berapa banyaknya jendela ditambah kursi.
Assesmen:
Tujuan kegiatan ini adalah agar anak berlatih menghitung dan menyampaikannya dengan bahasa matematis, jadi jangan dinilai dari benar atau tidaknya jumlah yang sesungguhnya. Contoh pertanyaan: Bagaimana kamu menghitungnya sehingga kamu menemukan bahwa di kelas adaa 15 kursi?

Berhitung berbasis lima
Alat dan bahan:
Benda-benda seperti biji-bijian dan manic-manik, serta jari tangan.
Prosedur:
Mintalah anak menghitung jari tangan kirinya, tanyakan berapa banyak (tentu jawabnya lima).
Tanyakan berapa banyak jika lima ditambah dengan dua? Biasanya anak akan menghitung dari satu.
Latih siswa untuk memulai dari lima, biasanya dengan cara menyimpan tangan kiri (lima) ke belakang badan. Jadi cara menghitunganya adalah: lima, enam, dan tujuh.
Ganti penambahan, seperti lima ditambah satu, tiga, empat, dan lima.
Gunakan benda-benda yang lain untuk mengganti jari tangan, sampai anak paham cara menghitung bilangan berbasis lima.
Assesmen
Beri anak persoalan seperti di atas dengan benda-benda lainnya untuk menunjukkan bahwa ia memahami cara menghitung benda berbasis lima.

Kegiatan Pembelajaran Operasi Bilangan pada anak TK

Kegiatan Pembuka
Salam
Bernyanyi
Senam

Kegiatan Inti
Skenario Kegiatan Penjumlahan
Alat dan bahan: bola atau kelereng yang berukuran sama
Pelaksanaan: anak diminta untuk menjumlahkan bola. Pelaksanaannya menggunakan lagu. Jumlah yang diajarkan misalnya 4+4=8.
Selain itu dapat juga disampaikan melalui cerita. Menggunakan angka dalam sebuah cerita dapat membuatnya menjadi lebih berarti bagi anak. Contoh:
Mulai membuka cerita dengan “pada suatu hari, ada seekor burung cantik yang bertengger sendiri di dalam sangkarnya yang kosong”. Suatu pagi, burung itu melihat sangakarnya dan amat terkejut ketika melihat sebutir telur kecil terdapat di antara ranting-rantingnya”. Kemudian angkat satu jari yang menunjukkan sebutir telur tadi atau, gambarlah sebuah sarang yang berisi sebutir telur. Pagi berikutnya, burung itu melihat ke sarangnya lagi. Ia lebih terkejut karena melihat ada satu telur kecil laagi di antara rating-ranting sarangnya. Dia menghitung telurnya, “satu, dua”. Kemudian angkat dua jari, atau taambahkan sebutir telur kedalam sarang. Lanjutkan sampai burung tersebut mempunyai mempunyai lima telur di dalam sarangnya. Akhiri cerita dengan berkata, “suatau pagi burung yang cantik itu mendengar suara cericit, cit..cit..cit.. dan melihat kedalam sarangnya. Dia melihat lima ekor anak burung yang kelaparan menunggu makanan dari ibunya.” 
Mengajarkan anak berhitung menunjukkan kepadanya cara mengelompokkan berbagai benda, apakah benda itu serupa/ berbeda. Anak-anak paling baik menyerap informasi jika disajikan dengan cara yang menyenaangkan, praktis seperti menghitung aneka macam benda sehari-hari.

Skenario Kegiatan Pengurangan
Alat dan bahan: bola atau kelereng yang berukuran sama.
Pelaksanaan: permainan ini merupakan cara praktis dan sederhana untuk memperkenalkan konsep pengurangan pada anak. Contoh:
Mintalah anak untuk mengambil 5 bola.
Kemudian dikurangi 2 bola., tanyakan pada anak berapa sisa bola yang ia bawa.
Permainan ini dapat dilakukan dengan lagu yang bertemakan tentang pengurangan.
Selain bola permainan ini dapat menggunakan lidi, kelereng, korek api, pensil, batu dan lain-lain.

Skenario Kegiatan Perkalian
Alat dan bahan: anak (praktek langsung)
Pelaksanaan: permainan ini merupakan cara praktis dan sederhana untuk memperkenalkan konsep perkalian pada anak.perkalian pada anak ini merupakan penjumlahan berulang. Contoh:
Mintalah 1 anak maju ke depan, kemudian 1 anak lagi maju ke depan dan 1 satu anak lagi maju kedepan.
Selanjutnya mintalah anak untuk menjumlahkan jumlah kaki anak yang ada di depan kelas.
Permainan ini dapat dilakukan dengan bernyanyi.
Selain itu contoh lain yang dapat digunaka adalah meminta 3 anak maju kedepan, kemudian datang lagi 3 orang, dan maju  lagi 3 anak. Anak diminta untuk menghitung berapa jumlaah anak yang maju ke depan. 

Skenario Kegiatan Pembagian
Alat dan bahan: buah apel atau permen
Pelaksanaan: permainan ini merupakan cara praktis dan sederhana untuk memperkenalkan konsep pembagian pada anak. Contoh:
Jelaskan kepada anak bahwa ada banyak benda yang dapat dibagi menjadi beberapa bagian yang sama besar, sehingga dapat dibagikan dua kawan atau lebih.
Potong sebuah apel menjadi 2 bagian, tanyakan kepada anak berapa teman yang dapat menerima potongan tersebut.
Potong apel itu menjadi 4 bagian. Tanyakan kepada anak, sekarang berapa kawan yang akan menerima potongan apel itu.
Selain itu apabila merasa ini mudah gunakan buah jeruk. Pisahkan semua bagian sebuah jeruk dan mintalah ia untuk menghitungnya. Atau cobalah berikan seuntai buah anggur dan minta anak untuk membaginya menjadi dua sehingga masing-masing mempunyai jumlah anggur yang sama.
Untuk kegiatan pembagian yang menggunakan permen dapat dilakukan dengan cara membagi permen kepada anak sama banyak. 

Kegiatan Penutup 
Review tentang operasi bilangan
Bernyanyi
Berdoa


0 comments:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Post a Comment