Definisi Operasi Bilangan
Pengurangan
Pengurangan berasal dari
kata kurang yang dalam Kamus Bessar Bahasa Indonesia berarti 1) belum atau
tidak cukup; 2) ( untuk menyatakan bilangan, ukuran, ddsb yang) sedikit (satu,
dua, dsb) lagi menjadi bilangan bulat. Sementara definisi penguraangan adalah
proses, cara, perbuatan mengurangi atau mengurangkan (KBBI,2005: 616).
Pengurangan adalah
pengambilan kelompok baru (Sri subarinah, 2006:30). Jadi dapat disimpulkan
bahwa dalam pendidikan anak usia dini konsep pengurangan yang ditanamkan adalah
konsep pengambilan.
Penjumlahan
Penjumlahan diambil dari
kata dasar jumlah yang berarti banyaknya ( bilangan atau sesuatu yang
dikumpulkan menjaddi satu). Sedangkan pengertian penjumlahan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,2005:480) adalah proses, cara,
perbuatan menjumlahkan.
Penjumlahan adalah
menggabungkan dua kelompok (himpunan) Sri Subarinah (2006:29).
Perkalian
Perkalian merupakan
penjumlahan yang dilakukan secara berulang, sehingga dapat dikatakan bahwa
perkalian adalah penjumlahan tetap.(Lisnawati,1993:121).
Pembagian
Pembagian merupakan hal
yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari- hari. Pembagian dapt diselesaikan
denagn baik apabila anak sudah ahli dalam operasi hitung pengurangan. Jadi
pembagian adalah pekerjaan mengurang berulang dengan pengurangan yang tetap
(Lisnawati,1993:130).
Konsep Operasi Bilangan
Matematika bukan
pelajaran ingatan, tetapi mengembangkan kemampuan berfikir. Pada tahap awal
anak belajar tentang bilangan dari benda-benda konkret. Kemudian anak dilatih
belajar tentang angka sebagai simbol bilangan. Setelah itu, anak diperkenalkan
dengan simbol operasi bilangan seperti tambah, kurang, bagi dan kali (+, -, ÷,
dan ×). Jika anak sudah
mengenal bilangan dan memahami operasi bilangan, maka ia telah bisa berpikir
logis dan matematis, meskipun pada tingkat yang sederhana. Setelah anak mampu
menghitung, anak akan mengkomunikasikannya secara matematis. Komunikasi
tersebut menghubungkan antara matematika dengan kehidupan kesehariannya.
Misalnya, anak mengataan “mama, mobil itu rodanya lima.” Mamanya lalu bertanya,
“kok lima, kenapa tidak empat?” anaknya menjawab, “kan yang satu itu roda
serep”. Anak juga sudah mampu menggunakan operasi bilangan tambah seperti
4+1=5.
Pada konsep operasi
perkalian hal ini adalah misalnya kita berkata pada anak meja itu ada berapa
kakinya? Misal ada 3 meja berarti berapa jumlah kaki meja semuanya? Sedangkan
untuk pembagian dapat kta konsep pada anak misalnya membagi kue, contoh ibu
punya 1 kue yang besar kemudian ibu tersebut memilki 2 anak jadi berapa bagian
yang di terima oleh anak.
Pada dasarnya konsep
operasi bilangn yang dikenalkan pada anak hanyalah perkenalan simbol operasi
bilangan. Serta dengan konsepan bahwa penjumlahan itu berlaku pada saat ia
memiliki sesuatu kemudian ia diberi lagi, pengurangan apabila ia memberikan
barangnya pada teman, membagi adalah memberikan barang secara berulang dengan
jumlah yang sama dan tetap serta perkalian yaitu penjumlahan yang dilakukan
secara berulang.
Teori
Menurut piaget (1972) anak
TK berada pada fase perkembangan praoperasional menuju ke konkret. Anak pada
fase tersebut belajar terbaik dari benda nyata. Oleh karena itu orang tua dan
guru dapat mengenalkan bilangan kepada anak dengan menggunakan benda- benda. Berbagai benda di sekitar kita dapat kita gunakan untuk melatih anak
berhitung, berfikir logis dan matematis.
Teori belajar Bruner
dalam Sri Subarinah (2006:3-4), dia menekan proses belajar menggunakan proses
belajar menggunakan model mental yaitu individu yang belajar mengalami sendiri
apa yang dipelajarinya agar proses tersebut yang direkam dalam pikirannya
dengan caranya sendiri. Bruner membagi proses belajar dalam 3 tahap yaitu
sebagai berikut.
Tahap Kegiatan atau Enaktif
Anak belajar melalui
benda riil atau mengalami peristiwa di sekitarnya. Anak dalam belajar masih
menggunakan gerak reflex, coba-coba, dan belum harmonis. Ia melakukan
manipulasi benda-benda dengan cara menyusun, menjajarkan, mengutak-atik atau
gerak lain yang bersifat coba-coba.
Tahap Gambar Bayangan (Ikonik)
Anak telah dapat
mngubah, menandai dan menyimpan peristiwa atau benda riil dalam bentuk bayangan
mental dibenaknya.
Tahap Simbolik
Anak dapat menyatakan
bayangan mentalnya dalam bentuk symbol dan bahasa, sehingga mereka sudah
memahami symbol-simbol dan menjelaskan dengan bahasanya.
Pengenalan Operasi Bilangan pada Anak Usia Dini
Tambah, kurang, bagi dan
kali merupakan operasi bilangan yang sangat dasar. Kemampuan anak TK untuk
menambah, mengurang dan membandingkan sudah baik. Sebaiknya operasi bilangan
diperkenalkan setelah anak memahami bilangan dan angka. Anak TK dapat belajar
memahami operasi bilangan dengan cara yang amat sederhana.
Menjumlah di bawah lima
Alat dan bahan:
Benda-benda yang ada di
kelas
Prosedur:
Ajak anak untuk
menghitung bersama-sama, “satu”, “dua”, “tiga”, dan seterusnya untuk
mengingatkan anak tentang bilangan.
Ajak anak bekerja dalam
kelompok 3-4 anak.
Beri tugas tiap kelompok
untuk menghitung benda-benda yang ada di kelas/TK misalnya sebagai berikut: Kelompok A menghitung
banyaknya kursi yang ada di kelas. Kelompok
B menghitung banyaknya jendela yang ada di kelas. Kelompok C menghitung banyaknya gambar
yang ada di kelas, dst.
Suruh siswa untuk
melaporkan hasilnya di kelas.
Beri persoalan pada
anak, seperi berapa banyaknya jendela ditambah kursi.
Assesmen:
Tujuan kegiatan ini
adalah agar anak berlatih menghitung dan menyampaikannya dengan bahasa
matematis, jadi jangan dinilai dari benar atau tidaknya jumlah yang
sesungguhnya. Contoh pertanyaan: Bagaimana
kamu menghitungnya sehingga kamu menemukan bahwa di kelas adaa 15 kursi?
Berhitung berbasis lima
Alat dan bahan:
Benda-benda seperti
biji-bijian dan manic-manik, serta jari tangan.
Prosedur:
Mintalah anak menghitung
jari tangan kirinya, tanyakan berapa banyak (tentu jawabnya lima).
Tanyakan berapa banyak
jika lima ditambah dengan dua? Biasanya anak akan menghitung dari satu.
Latih siswa untuk
memulai dari lima, biasanya dengan cara menyimpan tangan kiri (lima) ke
belakang badan. Jadi cara menghitunganya adalah: lima, enam, dan tujuh.
Ganti penambahan,
seperti lima ditambah satu, tiga, empat, dan lima.
Gunakan benda-benda yang
lain untuk mengganti jari tangan, sampai anak paham cara menghitung bilangan
berbasis lima.
Assesmen
Beri anak persoalan
seperti di atas dengan benda-benda lainnya untuk menunjukkan bahwa ia memahami
cara menghitung benda berbasis lima.
Kegiatan Pembelajaran Operasi Bilangan pada anak TK
Kegiatan Pembuka
Salam
Bernyanyi
Senam
Kegiatan Inti
Skenario Kegiatan Penjumlahan
Alat dan bahan: bola atau kelereng yang
berukuran sama
Pelaksanaan: anak diminta untuk
menjumlahkan bola. Pelaksanaannya menggunakan lagu. Jumlah yang diajarkan
misalnya 4+4=8.
Selain itu dapat juga
disampaikan melalui cerita. Menggunakan angka dalam sebuah cerita dapat
membuatnya menjadi lebih berarti bagi anak. Contoh:
Mulai membuka cerita
dengan “pada suatu hari, ada seekor burung cantik yang bertengger sendiri di
dalam sangkarnya yang kosong”. “Suatu pagi, burung itu melihat sangakarnya dan amat terkejut ketika
melihat sebutir telur kecil terdapat di antara ranting-rantingnya”. Kemudian
angkat satu jari yang menunjukkan sebutir telur tadi atau, gambarlah sebuah
sarang yang berisi sebutir telur. “Pagi berikutnya, burung itu melihat ke sarangnya lagi. Ia lebih terkejut
karena melihat ada satu telur kecil laagi di antara rating-ranting sarangnya.
Dia menghitung telurnya, “satu, dua”. Kemudian angkat dua jari, atau taambahkan
sebutir telur kedalam sarang. Lanjutkan
sampai burung tersebut mempunyai mempunyai lima telur di dalam sarangnya. Akhiri cerita dengan berkata, “suatau
pagi burung yang cantik itu mendengar suara cericit, cit..cit..cit.. dan
melihat kedalam sarangnya. Dia melihat lima ekor anak burung yang kelaparan
menunggu makanan dari ibunya.”
Mengajarkan anak
berhitung menunjukkan kepadanya cara mengelompokkan berbagai benda, apakah
benda itu serupa/ berbeda. Anak-anak paling baik menyerap informasi jika
disajikan dengan cara yang menyenaangkan, praktis seperti menghitung aneka
macam benda sehari-hari.
Skenario Kegiatan Pengurangan
Alat dan bahan: bola atau kelereng yang
berukuran sama.
Pelaksanaan: permainan ini merupakan
cara praktis dan sederhana untuk memperkenalkan konsep pengurangan pada anak.
Contoh:
Mintalah anak untuk
mengambil 5 bola.
Kemudian dikurangi 2
bola., tanyakan pada anak berapa sisa bola yang ia bawa.
Permainan ini dapat
dilakukan dengan lagu yang bertemakan tentang pengurangan.
Selain bola permainan
ini dapat menggunakan lidi, kelereng, korek api, pensil, batu dan lain-lain.
Skenario Kegiatan Perkalian
Alat dan bahan: anak (praktek langsung)
Pelaksanaan: permainan ini merupakan
cara praktis dan sederhana untuk memperkenalkan konsep perkalian pada
anak.perkalian pada anak ini merupakan penjumlahan berulang. Contoh:
Mintalah 1 anak maju ke
depan, kemudian 1 anak lagi maju ke depan dan 1 satu anak lagi maju kedepan.
Selanjutnya mintalah
anak untuk menjumlahkan jumlah kaki anak yang ada di depan kelas.
Permainan ini dapat
dilakukan dengan bernyanyi.
Selain itu contoh lain
yang dapat digunaka adalah meminta 3 anak maju kedepan, kemudian datang lagi 3
orang, dan maju lagi 3
anak. Anak diminta untuk menghitung berapa jumlaah anak yang maju ke
depan.
Skenario Kegiatan Pembagian
Alat dan bahan: buah apel atau permen
Pelaksanaan: permainan ini merupakan
cara praktis dan sederhana untuk memperkenalkan konsep pembagian pada anak.
Contoh:
Jelaskan kepada anak
bahwa ada banyak benda yang dapat dibagi menjadi beberapa bagian yang sama
besar, sehingga dapat dibagikan dua kawan atau lebih.
Potong sebuah apel
menjadi 2 bagian, tanyakan kepada anak berapa teman yang dapat menerima
potongan tersebut.
Potong apel itu menjadi
4 bagian. Tanyakan kepada anak, sekarang berapa kawan yang akan menerima
potongan apel itu.
Selain itu apabila
merasa ini mudah gunakan buah jeruk. Pisahkan semua bagian sebuah jeruk dan
mintalah ia untuk menghitungnya. Atau cobalah berikan seuntai buah anggur dan
minta anak untuk membaginya menjadi dua sehingga masing-masing mempunyai jumlah
anggur yang sama.
Untuk kegiatan pembagian
yang menggunakan permen dapat dilakukan dengan cara membagi permen kepada anak
sama banyak.
Kegiatan Penutup
Review tentang operasi
bilangan
Bernyanyi
Berdoa