Saturday 12 April 2014

RETARDASI MENTAL


Retardasi mental merupakan gangguan perkembangan yang dapat terjadi sejak lahir sampai usia 18 tahun. Penderita retardasi mental mempunyai intelegensi di bawah rata-rata. Seorang penderita retardasi mental mempunyai masalah belajar, termasuk belajar kemampuan sosial, misal bagaimana berteman, bagaimana berkomunikasi dengan orang lain. Selain itu, penderita kurang mampu mengurus dirinya sendiri atau untuk hidup mandiri sebagai orang dewasa.
Penderita retardasi mental perlu mendapat pengetahuan "life skill" atau keterampilan yang diperlukan seseorang untuk mengurus dirinya sendiri, misalanya bagaimana caranya naik bus umum, menggunakan telepon, dsb. Kira-kira 2,5% - 3% dari populasi menderita Retardasi Mental. Retardasi Mental ini tidak ada kaitannya dengan jenis kelamin maupun ras.

PENYEBAB RETARDASI MENTAL
Penyabab Retardasi mental sering tidak diketahui. Sekitar 5% kasus terkait dengan keturunan (kelainan gen/kromosom). Misalnya: fragile x Syndrome (disebabkan cacat pada kromosom yang menentukan jenis kelamin) dan down syndrome (kelebihan 1 kromosom). Cacat gen, misalnya phenylketonuria (PKU) dapat menyebabkan RM jika tidak diketahui dan diobati sejak awal. Retardasi Mental dapat juga terjadi akibat perilaku atau penyakit yang diderita ibu selama hamil. Perilaku yang mempengaruhi perkembangan otak janin, misalnya kurang gizi, konsumsi alkohol berlebihan, penyalahgunaan obat, dan merokok. Penyakit selama kehamilan yang dapat mengakibatkan RM: TORCH, hipertensi, paparan radiasi.
Cacat lahir yang mempengaruhi kepala, otak, dan sistem saraf pusat dapat mempunyai gejala RM. misalnya cacat saluran saraf (saluran saraf yang membentuk sumsum tulang belakang tidak menutup sempurna, sehingga menyebabkan akumulasi cairan otak di otak, yang selanjutnya menyebabkan hidrosefalus.
Kesulitan saat proses melahirkan dapat menyebabkan Retardasi Mental, misalnya prematur, cedera kepala selama melahirkan, atau kekurangan oksigen.
Anak yang lahir dengan kecerdasan normal dapat menderita RM karena sakit atau cedera. Penyakit yang dapat mengakibatkan RM (bila tidak diobati dengan baik): cacar air, campak, infeksi bakteri Hib > meningitis dan ensefalitis > menyebabkan pembengkakan otak > kerusakan otak dan RM. Anak dengan cedera otak, karena kecelakaan atau penganiayaan > kerusakan otak > RM.
Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi perkembangan mental, misalnya pengabaian secara emosional maupun fisik. Stimulasi sangat penting untuk perkembangan anak. Anak yang diabaikan, misalnya tidak mendapat nutrisi yang cukup, dapat terganggu perkembangan otaknya. Anak yang tinggal di rumah dengan cat yang mengandung timbal (Pb) beresiko keracunan Pb > RM.

GEJALA RETARDASI MENTAL
Berat ringannya gejala dan kapan gejala tersebut muncul tergantung pada penyebabnya. Gejala nampak selama masa bayi jika kondisinya disebabkan oleh kelainan genetik atau peristiwa selama kehamilan atau saat proses persalinan.
Secara umum, anak dengan retardasi mental mengalami keterlambatan mencapai perkembangan sesuai usianya. Kadang ada gejala agresivitas dan kecenderungan melukai diri sendiri. Saat tumbuh lebih besar, IQ rendah dan mengalami kesulitan menguasai life skills (adaptive skills): komunikasi dasar, mengurus diri sendiri, keterampilan sosial, kerja, dll.

KLASIFIKASI RETARDASI MENTAL
IQ sering digunakan sebagai dasar pengklasifikasian Retardasi Mental:
  • RM ringan (IQ 50 - 75): sering tidak diketahui sampai mereka masuk usia sekolah, karena mereka mampu mengembangkan kemampuan sosial & komunikasi selama 5 tahun pertama, tetapi mengalami kesulitan untuk mengikuti pelajaran di sekolah. Anak-anak ini dapat belajar sampai kelas 6 dan dapat hidup mandiri dengan dukungan keluarga dan masyarakat. Sebagian besar RM masuk kategori ringan > intermitten support.
  • RM sedang (IQ 35 - 55): sekitar 10% RM. Selama masa kanak-kanak awal mereka dapat bicara dan berkomunikasi, tetapi dengan kemampuan sosial yang kurang. Secara akademis mengalami kesulitan bila belajar di atas kelas 2. Dengan supervisi, mereka dapat belajar beberapa keterampilan. Saat dewasa mereka dapat bekerja dengan baik di bawah pengawasan > limited support.
  • RM berat (IQ 20 - 40): sekitar 3 - 4% RM. Gejala: koordinasi otot lemah, komunikasi kemampuan mengurus diri sendiri terbatas selama masa awal kanak-kanak. Pada usia sekolah, mereka dapat mempelajari beberapa kemampuan dasar aktivitas sehari-hari dan kemampuan komunikasi > extensive support.
  • RM sangat berat (IQ 20-25): sekitar 1 - 2% RM. Koordinasi otot sangat lemah, tidak dapat mencapai tumbuh kembang sesuai usia, seperti bicara, berjalan. Penderita memerlukan perawatan yang ketat dan pengawasan terus menerus > pervasive support.
BAGAIMANA MENDIAGNOSIS RM?
Diagnosis awal RM penting untuk perkembangan perencanaan pembelajaran dan life skill secara individual. Jika ada kecurigaan RM maka perlu dilakukan pemeriksaan riwayat sebelumnya, dan pemeriksaan fisik, guna menentukan gejala dan kemungkinan penyebabnya. Perlu dilakukan tes IQ juga, jika kondisi memungkinkan. Contoh tes IQ: stanford-Binet intelligance scale, the Wechsler intelligance scale, the Wechsler preschool & primary scale of intelligance, & the Kaufmann assesment Battery for Children.
Anak diindikasi mengalami RM apabila IQ-nya di bawah kemampuan intelektual rata-rata (kurang dari 70-75) dan memiliki keterbatasan dalam dua atau lebih kemampuan adaptif.
Mendiagnosis RM bisa juga dilakukan melalui amniositesis atau pemeriksaan cairan amnion pada usia kehamilan 16-20 mg. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui beberapa kelainan genetik, misalnya rendahnya kadar alpha-fetoprotein dalam cairan amnion atau dalam darah ibu selama kehamilan mengindikasikan janin menderita down syndrome.

BAGAIMANA PENANGANAN RM?
Penanganan RM perlu perencanaan yang bersifat individual, tergantung pada kemampuan dan kebutuhan anak. Tingkat keparahan RM menentukan sejauh mana anak dapat mengikuti program sekolah, Hal penting yang harus diperhatikan adalah kasih sayang dan dukungan keluarga. Anak yang lebih dewasa dapat diberikan terapi okupasi untuk membantu mengembangkan life skills, sehingga mereka menjadi lebih mandiri.

BAGAIMANA MENCEGAH RM?
Selama hamil, lakukan perawatan kehamilan dengan baik, hindari alkohol dan rokok. Makan makanan yang sehat, banyak buah dan sayuran, minum vitamin bila perlu. Anak diberi imunisasi, misalnya campak, Hib, sehingga dapat mencegah penyakit yang dapat menyebabkan RM.

0 comments:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Post a Comment