Wednesday 15 January 2014

PEMBELAJARAN GRAFIK UNTUK ANAK USIA DINI



Konsep Grafik

Grafik merupakan visualisasi table. Table yang berupa angka angka dapat disajikan/ ditampilkan ke dalam bentuk gambar. Jenis grafik ada beberapa macam, sbb.


Grafik Garis
Grafik garis adalah yang paling tepat dari semua jenis grafik, terutama dalam melukiskan kecenderungan-kecendrungan atau menghubungkan dua rangkaian kata, sejumlah variasi dan kombinasi dari grafik garis dapat dilukiskan, termasuk bayangan permukaan grafik dari berbagai bentuk.

Grafik Batang
Grafik batang mungkin yang paling sederhana daripada semua grafik, grafik batang paling bermanfaat bilamana sejumlah nilai yang akan di bandingkan relative sedikit, pada lazimnya grafik ini dibuat dengan menggunakan batang sebagai gambaran kelompok data secara vertical dan horizontal.tinggi atau panjang batang melukiskan ukuran besarnya presentase data yang di wakilinya.

Grafik Lingkaran
Grafik lingkaran atau grafik piring adalah lingkaran sektor-sektor yang di gunakan untuk menggunakan bagian suatu keseluruhan.

Kegiatan dan Assesmen Pembelajaran Grafik pada Anak TK
Kegiatan ini dilakukan dengan mengajak beberapa anak dan menanyai mereka tentang buah kesukaan kemudian dihitung.

Grafik buah kesukaan (grafik batang)
Alat dan bahan: 
Kertas manila putih
Kertas asturo berwarna merah, orange, dan ungu
Gambar buah
Prosedur:
Guru mempersiapkan kertas asturo yang dipotong bentuk persegi seukuran kartu nama.
Tempel kertas manila putih pada papan tulis yang sudah ditempel gambar buah.
Beberapa anak ditanyai tentang buah kesukaannya.
Suruh anak menempel potongan bentuk persegi sesuai warna gambar.
Assesmen:
Tanya anak berapa jumlah anak yang suka buah yang tertera pada grafik.

Grafik Pie
Kegiatan ini dilakukan dengan mengajak beberapa anak membentuk lingkaran dengan menyebutkan makanan kesukaan mereka.
Alat dan bahan:
Kertas Manila Putih
Kertas Asturo
Gambar Makanan
Prosedur:
Guru membuat bentuk grafik pie dari kertas asturo.
Ajak beberapa anak maju ke depan kelas.
Tanya mana anak yang suka makanan yang disebutkan guru.
Tempelkan potongan kertas asturo sesuai warna yang menyimbolkan makanan.
Bentuk sebuah lingkaran.
Tunjukkan pada anak bentuk lingkaran tersebut apabila disimbolkan dengan grafik pie.
Minta anak untuk menempel gambar makanan pada grafik.
Assesmen:
Tanya pada anak mana makanan yang paling banyak disukai dan yang paling sedikit disukai.

Baris-berbaris (anak ke berapa)
Kegiatan ini dilakukan dengan mengajak anak berbaris berjejer di depan kelas sesuai urutan kelahiran.
Prosedur:
Ajak beberapa anak untuk maju ke depan kelas.
Tanyai mereka anak ke berapa di keluarganya.
Ajak mereka berbaris berjejer sesuai dengan urutan kelahiran.
Assesmen:
Tanya pada anak mana urutan kelahiran yang paling banyak dan paling sedikit.

Botol warna 
Kegiatan ini dilakukan dengan mengajak beberapa anak untuk memilih warna air yang mereka sukai dan masing-masing anak diminta menuangkannya ke dalam botol yang telah disesuaikan dengan warnanya. 
Alat dan bahan:
Botol plastik
Wadah
Pewarna
Air
Prosedur:
Guru mempersiapkan alat dan bahan
Campur pewarna dengan air di dalam wadah
Ajak beberapa anak maju ke depan
Tanyai warna air kesukaan mereka dan mintalah untuk menuangkan air ke dalam botol
Assesmen:
Tanya pada anak botol mana yang paling tinggi dan yang paling rendah.


Tuesday 14 January 2014

CAHAYA DAN BAYANGAN


Konsep Cahaya dan Bayangan



Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 108 m/s. Cahaya dapat membuat kita dapat melihat benda-benda di sekitar kita. Sumber-sumber cahaya di antaranya matahari, lampu, senter, bintang, dan lain-lain.  

Bayang-bayang merupakan salah satu  fenomena  yang menarik dan kadang menakutkan bagi anak. Mengenalkan bayang-bayang akan membuat anak tidak merasa takut dengan bayang-bayang. Bayang-bayang timbul jika ada cahaya yang mengenai benda. Ukuran bayang-bayang  dapat lebih besar, sama, atau lebih kecil dari bendanya tergantung posisi benda, sudut sinar, dan sumber cahayanya.

Sifat-Sifat Cahaya
Cahaya Merambat Lurus
Berkas cahaya merambat lurus. Dengan demikian, jika terhalang  oleh tembok atau karton, berkas cahaya tidak dapat terlihat. Berkas cahaya merambat  dapat dilihat pada lampu mobil atau lampu senter.

Cahaya Menembus Benda Bening
Benda-benda yang dapat ditembus oleh cahaya disebut benda bening. Benda-benda yang tidak dapat ditembus cahaya disebut benda gelap.

Cahaya Dapat Dipantulkan
Cahaya dapat dipantulkan apabila mengenai objek yang datar misalnya cermin. Pemantulan cahaya ada dua jenis yaitu pemantulan baur dan pemantulan teratur.

Cahaya Dapat Dibiaskan
Apabila cahaya merambat melalui dau zat yang kerapatannya berbeda cahaya tersebut akan dibelokkan. Peristiwa pembelokan arah rambatan cahaya setelah melewati medium rambatan yang  berbeda disebut pembiasan.

Cahaya Dapat Diuraikan
Pelangi terjadi karena peristiwa penguraian cahaya atau dispersi. Disperse merupakan penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna.

Kegiatan Pembelajaran Cahaya dan Bayangan pada Anak TK
Kegiatan Pembuka
Salam
Bernyanyi
Berdoa

Kegiatan Inti
Pembelajaran tentang Cahaya
Bermacam-macam asal cahaya berasal dari lilin, korek api, lampu senter, lampu ruangan,lampu meja, matahari, maupun sumber cahaya lainnya.
Tujuannya mengenalkan cahaya pada anak antara lain:
Mengetahui bahaya bermain-main dengan korek api.
Mengetahui bermacam-macam asal cahaya.
Menyadari pengalamannya sewaktu  ada di tempat terang. 

Mengenal Cahaya Lampu
Alat dan Bahan: lampu ruangan dan lampu senter (praktik langsung).
Prosedur Pelaksanaan:
Anak-anak duduk bersama di atas tikar. Sebelum menyalakan lampu, guru bertanya  apa yang  terjadi apabila tombol lampu ditekan.
Kemudian guru menyalakan lampu.
Anak-anak berdiskusi  bagaimana lampu bisa menyala.
Selanjutnya guru menyalakan lampu senter. Apa yang terjadi?
Lalu guru mengambil baterainya dari lampu senter, waktu di tekan tombolnya, ternyata lampu tidak menyala. Mengapa? Anak-anak bercerita apa yang mereka simpulkan.
Dari mana saja manusia mendapatkan cahaya, supaya di tempat tinggal menjadi terang   di waktu malam? Anak-anak boleh menceritakan pendapatnya satu persatu.

Mengenal Api dan Pembakaran
Kegiatan yang menggunakan api harus di bawah pengamatan guru secara langsung agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan. Anak suka mengamati sesuatu yang terbakar dan perubahan  benda karena terbakar. Ada benda yang mudah terbakar dan adapula  yang sulit terbakar.
Alat dan Bahan:
Lilin.
Korek api.
Penjepit dari logam.
Benda-benda yang mudah terbakar  (sedotan minuman, plastik, kain, kertas).
Benda-benda yang sulit terbakar (alumunium foil, kertas timah, seng, kawat).Prosedur Pelaksanaan:
Anak-anak melihat guru menyalakan lilin, sambil menunjukkan korek apinya yang sudah    digosokkan, sehingga menyala. Nyalakan lilin dengan korek api.
Dengan penjepit ambil kertas dan bakar dengan api lilin, suruh anak mengamati apa yang terjadi.
Beri kesempatan kepada siswa  untuk mencoba dan mengamati hasilnya dibawah pengawasan guru.
Guru bertanya, apakah anak tahu bahaya bermain-main dengan korek api.
Anak berdiskusi tentang bahayanya.
Problem Solving:
Mintalah kepada anak mengekspresikan secara lisan, beri pertanyaan seperti berikut:
Benda apa saja yang mudah terbakar?
Benda  apa saja yang sulit terbakar?
Apakah warna benda berubah setelah terbakar?Catatan:
Beri nasihat kepada anak agar tidak bermain api di rumah atau di tempat lain tanpa bantuan orang dewasa karena api sangat berbahaya  dan dapat menyebabkan kebakaran.
Diskusikan kepada anak perbedaan diantara menyalakan lampu  dan menyalakan lilin?  Apa perbedaanya.

Cetakan Sinar Matahari
Tujuan: Untuk menguji kekuatan matahari dan kemampuannya dalam menyebabkan kertas terbakar.
Alat dan Bahan:
Lup (kaca pembesar)
Kertas yang diwarnai gelap
Serta didukung dengan hari yang cerah dan terang.Prosedur Pelaksanaan:
Beri anak masing-masing satu lembar kertas. Perintahkan masing-masing anak menempatkan catatan atau kertasnya untuk diterpa cahaya matahari dengan lup secara langsung.
Apa yang terjadi? Anak mengamati secara langsung. Apakah kertas tersebut terbakar atau tidak?

Warna dan Pelangi
Tujuan: mengungkapkan bahwa sinar matahari terdiri dari beberapa warna
Alat dan Bahan: Air, Semprotan air, Cermin, Kaca
Prosedur Pelaksanaan:
Anak berbicara tentang pelangi yang mereka yang lihat.
Mereka menerka bagaimana itu terjadi.
Anak memebentuk kelompok (3-5 anak) dan keluar ke halaman sekolah. Hanya kalau matahari bersinar.
Anak menyemprot air di bawah panas matahari.
Anak mengamati pelangi di dalam butiran air.
Kemudian anak mencoba membuat pelangi dengan menggunakan bahan yang lain, seperti cermin, kaca, gelas, dan semua berkaitan dengan air. Kalau ada hasil semua anak boleh mencoba.
Guru bersama anak bernyanyi lagu pelangi.

Pembelajaran tentang Bayangan
Bermain Bayang-Bayang
Alat dan Bahan: Senter, Kertas, Spidol Warna
Prosedur Pelaksanaan:
Motivasi anak untuk bermain bayang-bayang dengan cara menyorotkan senter ke sebuah benda untuk memperoleh  berbagai ukuran bayang-bayang benda tersebut.
Letakkan sebuah  benda di atas kertas di tempat  yang agak gelap dan sorotkan ke benda tersebut.
Ubah sudut dan jarak senter dari benda tersebut dan tandai panjang bayangannya.
Beri kesempatan anak untuk membuat bayang-bayang dirinya menjadi “raksasa” di tembok atau menjadi si cebol.
Ajak anak untuk mengukur bayang-bayang dirinya  pada jam 09.00. Berapa kaki panjang bayang-bayangmu?
Ajak anak untuk mengukur kembali panjang bayang-bayang dirinya pada jam 12.00 dan jam 15.00 sore hari.   Perubahan apa yang terjadi?Problem Solving:

Mintalah anak mengekspresikan temuannya secara lisan, beri pertanyaan seperti berikut:
Bagaimana caranya membuat bayanganmu besar seperti raksasa?
Bagaimana membuat bayanganmu kecil?
Apa perbedaan bayanganmu saat pagi, siang, dan sore hari?

Permainan Berkaca
Alat dan Bahan: cermin dan praktik langsung.
Prosedur Pelaksanaan:
Letakkan cermin di depan anak. Kemudian anak bisa belajar untuk mengenali dirinya sendiri sekaligus mengembangkan kemampuan visualnya.
Selanjutnya, ikutlah bercermin bersamanya.

Buatlah mimik wajah yang lucu dan tersenyum. Dan lihat  reaksinya.
Ulangi Kegiatan tersebut. Kegiatan ini dapat dilakukan anak bersama guru maupun orang tuanya.

Kegiatan Penutup
Mereview kegiatan hari ini
Bernyanyi
Berdoa

PEMBELAJARAN TENGGELAM DAN TERAPUNG UNTUK ANAK USIA DINI

Konsep Tenggelam dan Terapung

Tenggelam 

Tenggelam adalah semua bagian benda tercelup di air dan benda menyentuh dasar air ( Haryanto, 2002:118). Berdasarkan konsep Archimedes, benda akan tenggelam jika massa jenis benda lebih besar dari massa jenis cairan. Contoh benda-benda yang tenggelam: batu kerikil, plastisin, besi, kawat, paku, baut, dan lain sebagainya.

Terapung 
Terapung adalah ada bagian benda yang berada di dalam air dan ada bagian benda yang muncul dipermukaan (Haryanto,2002:118) . Berdasarkan konsep ArchimedesBenda akan terapung jika massa jenis benda itu lebih kecil dari massa jenis cairan. Contoh benda-benda yang terapung: daun, plastik, gabus, tutup gelas plastik, dan lain sebagainya.

Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal
Mengucapkan salam dan berdo’a.
Menyanyi.
Membicarakan tema hari ini.

Kegiatan Inti dan Assesmen Pembelajaran Tenggelam dan Terapung pada Anak
Kegiatan ini dapat dilakukan di kelas atau di luar kelas. Jika di kelas, beri alas plastik dan koran agar air tidak membasahi tempat. Tujuan kegiatan ini adalah agar anak diberi pengalaman bahwa ada benda yang tenggelam dan ada yang terapung. Anak sering mengira benda yang berukuran kecil terapung dan yang besar tenggelam. Tenggelam atau terapung tidak ditentukan oleh ukuran benda melainkan oleh berat jenis benda. Contoh kegiatannya sebagai berikut.

Mengidentifikasi benda tenggelam dan terapung
Alat dan bahan:
Akuarium, atau tempat air yang transparan, dan air.
Berbagai benda dengan berbagai ukuran seperti: plastisin, balok kayu, kawat, sendok,  tutup gelas plastik, tutup gelas logam, telur matang , telur mentah, daun, gabus, dan batu kerikil.
Prosedur:
Ajak anak bermain dengan air dengan menaruh berbagai benda tadi ke dalam air.
Arahkan anak untuk menemukan benda-benda yang terapung dan tenggelam.
Assesmen:
Suruh anak mengekspresikan temuannya secara lisan, beri pertanyaan berikut:
Benda apa saja yang terapung?
Benda apa saja yang tenggelam?
Apakah benda yang besar saja yang tenggelam? Apakah ada benda yang berukuran kecil yang tenggelam?

Mengklasifikasikan benda tenggelam dan terapung
Alat dan bahan: kertas putih dan kertas merah
Prosedur:
Mintalah anak mengklasifikasikan benda yang terapung dan benda yang tenggelam.
Mintalah anak meletakan benda yang tenggelam di atas kertas putih dan meletakan benda yang terapung di atas kertas merah.
Assesmen:
Tanyakan kepada anak benda apa saja yang tenggelam dan benda apa saja yang terapung?
Kemudian, guru mengobservasi apakah anak mampu mengklasifikasikan benda terapung dan tenggelam secara benar.

Membuat benda tenggelam menjadi terapung
Kegiatan ini untuk mengenalkan kepada anak bahwa benda yang tenggelam dapat dibuat terapung. Kelak hal ini akan menjadi dasar bagi anak untuk memahami mengapa perahu yang berat dapat terapung.
Alat dan bahan: akuarium, air, tutup gelas logam, dan plastisin.
Kegiatan I
Prosedur:
Masukkan tutup gelas logam ke dalam air dengan posisi miring dan mintalah anak memperhatikan apa yang terjadi (tenggelam).
Masukkan tutup gelas logam yang lain dalam posisi telungkup dan mintalah anak mengamati apa yang terjadi (tenggelam).
Masukkan tutup gelas logam yang lain dalam posisi tengadah dan mintalah anak mengamati yang terjadi (terapung).
Assesmen:
Suruh anak mengekspresikan temuannya secara lisan, beri pertanyaan seperti berikut:
Guru menanyakan bagaimana caranya tutup gelas logam bisa terapung?Kegiatan II
Prosedur:
Masukkan plastisin ke dalam air dan mintalah anak mengamati apa yang terjadi (tenggelam).
Berikan anak problem solving, bagaimana cara agar plastisin bisa terapung?

Berikan kesempatan kepada anak untuk mencoba berbagai bentuk dan mengujinya apakah plastisin tersebut tenggelam atau terapung.
Catatan agar plastisin terapung buatlah bentuk cekung atau bulat dengan rongga udara di dalamnya. Assesmen:
Suruh anak mengekspresikan temuannya secara lisan, beri pertanyaan  seperti berikut: Apa yang kamu lakukan agar plastisin dapat terapung?

Membuat benda terapung menjadi tenggelam
Alat dan bahan: akuarium, air, gabus, dan batu kerikil.
Prosedur:
Suruh anak memasukkan gabus ke dalam akuarium yang sudah berisi air.
Kemudian suruh anak untuk menaruh batu kerikil satu persatu di atas gabus tersebut.Assesmen:
Tanyakan kepada anak berapa jumlah batu yang dibutuhkan agar gabus tersebut dapat tenggelam?

Kegiatan Akhir
Mereview tentang kegiatan hari ini (menanyakan kepada anak tentang apa saja yang dipelajari hari ini).
Menyanyi, berdo’a dan pulang.

OPERASI BILANGAN PADA ANAK USIA DINI

Definisi Operasi Bilangan


Pengurangan

Pengurangan berasal dari kata kurang yang dalam Kamus Bessar Bahasa Indonesia berarti 1) belum atau tidak cukup; 2) ( untuk menyatakan bilangan, ukuran, ddsb yang) sedikit (satu, dua, dsb) lagi menjadi bilangan bulat. Sementara definisi penguraangan adalah proses, cara, perbuatan mengurangi atau mengurangkan (KBBI,2005: 616).
Pengurangan adalah pengambilan kelompok baru (Sri subarinah, 2006:30). Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam pendidikan anak usia dini konsep pengurangan yang ditanamkan adalah konsep pengambilan.

Penjumlahan
Penjumlahan diambil dari kata dasar jumlah yang berarti banyaknya ( bilangan atau sesuatu yang dikumpulkan menjaddi satu). Sedangkan pengertian penjumlahan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,2005:480) adalah proses, cara, perbuatan menjumlahkan. 
Penjumlahan adalah menggabungkan dua kelompok (himpunan) Sri Subarinah (2006:29).

Perkalian
Perkalian merupakan penjumlahan yang dilakukan secara berulang, sehingga dapat dikatakan bahwa perkalian adalah penjumlahan tetap.(Lisnawati,1993:121).

Pembagian
Pembagian merupakan hal yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari- hari. Pembagian dapt diselesaikan denagn baik apabila anak sudah ahli dalam operasi hitung pengurangan. Jadi pembagian adalah pekerjaan mengurang berulang dengan pengurangan yang tetap (Lisnawati,1993:130).

Konsep Operasi Bilangan
Matematika bukan pelajaran ingatan, tetapi mengembangkan kemampuan berfikir. Pada tahap awal anak belajar tentang bilangan dari benda-benda konkret. Kemudian anak dilatih belajar tentang angka sebagai simbol bilangan. Setelah itu, anak diperkenalkan dengan simbol operasi bilangan seperti tambah, kurang, bagi dan kali (+, -, ÷, dan ×). Jika anak sudah mengenal bilangan dan memahami operasi bilangan, maka ia telah bisa berpikir logis dan matematis, meskipun pada tingkat yang sederhana. Setelah anak mampu menghitung, anak akan mengkomunikasikannya secara matematis. Komunikasi tersebut menghubungkan antara matematika dengan kehidupan kesehariannya. Misalnya, anak mengataan “mama, mobil itu rodanya lima.” Mamanya lalu bertanya, “kok lima, kenapa tidak empat?” anaknya menjawab, “kan yang satu itu roda serep”. Anak juga sudah mampu menggunakan operasi bilangan tambah seperti 4+1=5.
Pada konsep operasi perkalian hal ini adalah misalnya kita berkata pada anak meja itu ada berapa kakinya? Misal ada 3 meja berarti berapa jumlah kaki meja semuanya? Sedangkan untuk pembagian dapat kta konsep pada anak misalnya membagi kue, contoh ibu punya 1 kue yang besar kemudian ibu tersebut memilki 2 anak jadi berapa bagian yang di terima oleh anak.
Pada dasarnya konsep operasi bilangn yang dikenalkan pada anak hanyalah perkenalan simbol operasi bilangan. Serta dengan konsepan bahwa penjumlahan itu berlaku pada saat ia memiliki sesuatu kemudian ia diberi lagi, pengurangan apabila ia memberikan barangnya pada teman, membagi adalah memberikan barang secara berulang dengan jumlah yang sama dan tetap serta perkalian yaitu penjumlahan yang dilakukan secara berulang.

Teori
Menurut piaget (1972)  anak TK berada pada fase perkembangan praoperasional menuju ke konkret. Anak pada fase tersebut belajar terbaik dari benda nyata. Oleh karena itu orang tua dan guru dapat mengenalkan bilangan kepada anak dengan menggunakan benda- benda. Berbagai benda di sekitar kita dapat kita gunakan untuk melatih anak berhitung, berfikir logis dan matematis.
Teori belajar Bruner dalam Sri Subarinah (2006:3-4), dia menekan proses belajar menggunakan proses belajar menggunakan model mental yaitu individu yang belajar mengalami sendiri apa yang dipelajarinya agar proses tersebut yang direkam dalam pikirannya dengan caranya sendiri. Bruner membagi proses belajar dalam 3 tahap yaitu sebagai berikut.

Tahap Kegiatan atau Enaktif
Anak belajar melalui benda riil atau mengalami peristiwa di sekitarnya. Anak dalam belajar masih menggunakan gerak reflex, coba-coba, dan belum harmonis. Ia melakukan manipulasi benda-benda dengan cara menyusun, menjajarkan, mengutak-atik atau gerak lain yang bersifat coba-coba.

Tahap Gambar Bayangan (Ikonik)
Anak telah dapat mngubah, menandai dan menyimpan peristiwa atau benda riil dalam bentuk bayangan mental dibenaknya.

Tahap Simbolik
Anak dapat menyatakan bayangan mentalnya dalam bentuk symbol dan bahasa, sehingga mereka sudah memahami symbol-simbol dan menjelaskan dengan bahasanya.

Pengenalan Operasi Bilangan pada Anak Usia Dini
Tambah, kurang, bagi dan kali merupakan operasi bilangan yang sangat dasar. Kemampuan anak TK untuk menambah, mengurang dan membandingkan sudah baik. Sebaiknya operasi bilangan diperkenalkan setelah anak memahami bilangan dan angka. Anak TK dapat belajar memahami operasi bilangan dengan cara yang amat sederhana.

Menjumlah di bawah lima
Alat dan bahan:
Benda-benda yang ada di kelas
Prosedur:
Ajak anak untuk menghitung bersama-sama, “satu”, “dua”, “tiga”, dan seterusnya untuk mengingatkan anak tentang bilangan.
Ajak anak bekerja dalam kelompok 3-4 anak.
Beri tugas tiap kelompok untuk menghitung benda-benda yang ada di kelas/TK misalnya sebagai berikut: Kelompok A menghitung banyaknya kursi yang ada di kelas. Kelompok B menghitung banyaknya jendela yang ada di kelas. Kelompok C menghitung banyaknya gambar yang ada di kelas, dst.
Suruh siswa untuk melaporkan hasilnya di kelas.
Beri persoalan pada anak, seperi berapa banyaknya jendela ditambah kursi.
Assesmen:
Tujuan kegiatan ini adalah agar anak berlatih menghitung dan menyampaikannya dengan bahasa matematis, jadi jangan dinilai dari benar atau tidaknya jumlah yang sesungguhnya. Contoh pertanyaan: Bagaimana kamu menghitungnya sehingga kamu menemukan bahwa di kelas adaa 15 kursi?

Berhitung berbasis lima
Alat dan bahan:
Benda-benda seperti biji-bijian dan manic-manik, serta jari tangan.
Prosedur:
Mintalah anak menghitung jari tangan kirinya, tanyakan berapa banyak (tentu jawabnya lima).
Tanyakan berapa banyak jika lima ditambah dengan dua? Biasanya anak akan menghitung dari satu.
Latih siswa untuk memulai dari lima, biasanya dengan cara menyimpan tangan kiri (lima) ke belakang badan. Jadi cara menghitunganya adalah: lima, enam, dan tujuh.
Ganti penambahan, seperti lima ditambah satu, tiga, empat, dan lima.
Gunakan benda-benda yang lain untuk mengganti jari tangan, sampai anak paham cara menghitung bilangan berbasis lima.
Assesmen
Beri anak persoalan seperti di atas dengan benda-benda lainnya untuk menunjukkan bahwa ia memahami cara menghitung benda berbasis lima.

Kegiatan Pembelajaran Operasi Bilangan pada anak TK

Kegiatan Pembuka
Salam
Bernyanyi
Senam

Kegiatan Inti
Skenario Kegiatan Penjumlahan
Alat dan bahan: bola atau kelereng yang berukuran sama
Pelaksanaan: anak diminta untuk menjumlahkan bola. Pelaksanaannya menggunakan lagu. Jumlah yang diajarkan misalnya 4+4=8.
Selain itu dapat juga disampaikan melalui cerita. Menggunakan angka dalam sebuah cerita dapat membuatnya menjadi lebih berarti bagi anak. Contoh:
Mulai membuka cerita dengan “pada suatu hari, ada seekor burung cantik yang bertengger sendiri di dalam sangkarnya yang kosong”. Suatu pagi, burung itu melihat sangakarnya dan amat terkejut ketika melihat sebutir telur kecil terdapat di antara ranting-rantingnya”. Kemudian angkat satu jari yang menunjukkan sebutir telur tadi atau, gambarlah sebuah sarang yang berisi sebutir telur. Pagi berikutnya, burung itu melihat ke sarangnya lagi. Ia lebih terkejut karena melihat ada satu telur kecil laagi di antara rating-ranting sarangnya. Dia menghitung telurnya, “satu, dua”. Kemudian angkat dua jari, atau taambahkan sebutir telur kedalam sarang. Lanjutkan sampai burung tersebut mempunyai mempunyai lima telur di dalam sarangnya. Akhiri cerita dengan berkata, “suatau pagi burung yang cantik itu mendengar suara cericit, cit..cit..cit.. dan melihat kedalam sarangnya. Dia melihat lima ekor anak burung yang kelaparan menunggu makanan dari ibunya.” 
Mengajarkan anak berhitung menunjukkan kepadanya cara mengelompokkan berbagai benda, apakah benda itu serupa/ berbeda. Anak-anak paling baik menyerap informasi jika disajikan dengan cara yang menyenaangkan, praktis seperti menghitung aneka macam benda sehari-hari.

Skenario Kegiatan Pengurangan
Alat dan bahan: bola atau kelereng yang berukuran sama.
Pelaksanaan: permainan ini merupakan cara praktis dan sederhana untuk memperkenalkan konsep pengurangan pada anak. Contoh:
Mintalah anak untuk mengambil 5 bola.
Kemudian dikurangi 2 bola., tanyakan pada anak berapa sisa bola yang ia bawa.
Permainan ini dapat dilakukan dengan lagu yang bertemakan tentang pengurangan.
Selain bola permainan ini dapat menggunakan lidi, kelereng, korek api, pensil, batu dan lain-lain.

Skenario Kegiatan Perkalian
Alat dan bahan: anak (praktek langsung)
Pelaksanaan: permainan ini merupakan cara praktis dan sederhana untuk memperkenalkan konsep perkalian pada anak.perkalian pada anak ini merupakan penjumlahan berulang. Contoh:
Mintalah 1 anak maju ke depan, kemudian 1 anak lagi maju ke depan dan 1 satu anak lagi maju kedepan.
Selanjutnya mintalah anak untuk menjumlahkan jumlah kaki anak yang ada di depan kelas.
Permainan ini dapat dilakukan dengan bernyanyi.
Selain itu contoh lain yang dapat digunaka adalah meminta 3 anak maju kedepan, kemudian datang lagi 3 orang, dan maju  lagi 3 anak. Anak diminta untuk menghitung berapa jumlaah anak yang maju ke depan. 

Skenario Kegiatan Pembagian
Alat dan bahan: buah apel atau permen
Pelaksanaan: permainan ini merupakan cara praktis dan sederhana untuk memperkenalkan konsep pembagian pada anak. Contoh:
Jelaskan kepada anak bahwa ada banyak benda yang dapat dibagi menjadi beberapa bagian yang sama besar, sehingga dapat dibagikan dua kawan atau lebih.
Potong sebuah apel menjadi 2 bagian, tanyakan kepada anak berapa teman yang dapat menerima potongan tersebut.
Potong apel itu menjadi 4 bagian. Tanyakan kepada anak, sekarang berapa kawan yang akan menerima potongan apel itu.
Selain itu apabila merasa ini mudah gunakan buah jeruk. Pisahkan semua bagian sebuah jeruk dan mintalah ia untuk menghitungnya. Atau cobalah berikan seuntai buah anggur dan minta anak untuk membaginya menjadi dua sehingga masing-masing mempunyai jumlah anggur yang sama.
Untuk kegiatan pembagian yang menggunakan permen dapat dilakukan dengan cara membagi permen kepada anak sama banyak. 

Kegiatan Penutup 
Review tentang operasi bilangan
Bernyanyi
Berdoa


POLA MATEMATIKA PADA ANAK USIA DINI


Konsep Pola


Mengenal pola merupakan bagian dari matematika. Anak dapat membuat berbagai macam benda, seperti kalung dari manik-manik atau menggambarnya menggunakan pola. Berbagai benda memiliki gambar berpola, seperti garis-garis pada kaos, buku, baju, dan karpet. Ajak anak mengenali polanya dan menirukan dengan cara menggambarnya di kertas. Ajak anak membuat kalung dengan untaian manik-manik, dengan pola tertentu, misalnya 1 merah- dua biru- tiga hijau- satu kuning dst. Ajak anak meneruskan membuat kalung dengan pola tersebut.


Pembelajaran Pola pada Anak Usia Dini

Pola Bilangan 
Pola bilangan merupakan urutan bilangan dengan jarak dan urutan yang konstan. Pla bilangan juga dapat disebut dengan pengulangan dari pola sebelumnya. Misalnya guru  menyajikan urutan bilangan 1,2,3 maka anak harus mengulangi pola tersebut dengan sama persis beberapa kali. Selain itu guru juga dapat mengajarkan berbagai macam bilangan misalnya bilangan ganjil, bilangan genap, bilangan bulat, dan lain-lain.

Pola Bentuk
Setelah anak mengenal bentuk dari suatu benda, guru dapat meminta anak untuk menurutkan bentuk benda sesuai dengan urutan sebelumnya. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan mengurutkan bentuk matahari, bulan, bintang, dan awan. Selain itu juga dapat mengurutkan bentuk mtematika misalnya persegi, segitiga, lingkaran, trapesium, dan lain-lain. Anak dapat memulainya dari benda mana saja, dan diulang sesuai dengan pola yang telah ditentukan anak sebelumnya.

Pola Warna
Untuk mengenalkan pola warna pada anak, guru dapat menggunakan tiga atu empat macam warna terlebih dahulu supaya anak tidak kebingungan untuk membuat pola berikutnya. Anak dapat disajikan dengan warna yang mencolok dalam bentuk yang sama setiap warnanya. Agar pembelajarannya menarik guru dapat mengenalkan warna dengan berbagai macam bentuk.

Pola Fungsi
Setiap benda mempunyai bentuk yang berbeda-beda, sekalipun sama macamnya. Sebagai contoh bentuk dari mobil balap beda dengan mobil transportasi yang sehari-hari dapat di jumpai oleh anak-anak. hal itu berkaitan dengan fungsi dari masing-masing mobil. Mobil balap harus memiliki keaeodinamisan yang tinggi dibanding dengan mobil box atau mobil transportasi biasa, maka mobil balap harus lebih tipis dan ramping disbanding jenis mobil lainnya.

Pola Logika
Sebelum menjelaskan pola logika guru harus mengawali dengan menjelaskan selisih (beda jarak) pada anak. Setelah itu anak dikenalkan dengan pola logika, yaitu pola bilangan dengan selisih tertentu, misalnya: 10,20,30,40,50 (mempunyai selisih sepuluh).

Menjiplak Pola 
Menjiplak pola dapat dilakukan dengan menggunakan pewarna, sisir,dan sikat gigi.