Tuesday, 22 April 2014
CINTAI ANAKMU UNTUK SELAMANYA
Pada saatnya anak-anak akan pergi, meninggalkan kita, sepi... Mereka bertebaran di muka bumi untuk melaksanakan tugas hidupnya; berpencar, berjauhan. Sebagian di antara mereka mungkin ada yang memilih untuk berkarya dan tinggal di dekat kita agar dapat berkhidmat kepada kita. Mereka merelakan terlepasnya sebagian kesempatan untuk meraih dunia karena ingin meraih kemuliaan akhirat dengan menemani dan melayani kita. Tetapi pada saatnya, kita pun akan pergi meninggalkan mereka. Entah kapan. Pergi dan tak pernah kembali lagi ke dunia ini...
Sebagian di antara kematian adalah perpisahan yang sesungguhnya; berpisah dan tak pernah lagi berkumpul dalam kemesraan penuh cinta. Orang tua dan anak hanya berjumpa di hadapan mahkamah Allah Ta'ala, saling menjadi musuh satu sama lain, saling menjatuhkan. Anak-anak yang terjungkal ke dalam neraka itu tak mau menerima dirinya tercampakkan sehingga menuntut adanya tanggungjawab orangtua yang telah mengabaikan kewajibannya mengajarkan agama.
Adakah itu termasuk kita? Alangkah besar kerugian di hari itu jika anak dan orangtua saling menuntut di hadapan mahkamah Allah Ta'ala.
Inilah hari ketika kita tak dapat membela pengacara, dan para pengacara tak dapat membela diri mereka sendiri. Lalu apakah yang sudah kita persiapkan untuk mengantarkan anak-anak pulang ke kampung akhirat? Dan dunia ini adalah ladangnya.
Sebagian di antara kematian itu adalah perpisahan sesaat; amat panjang masa itu kita rasakan di nuia, tapi amat pendek bagi yang mati. Mereka berpisah untuk kemudian dikumpulkan kembali oleh Allah Jalla wa'Ala. Tingkatan amal mereka boleh jadi tak sebanding. Tapi Allah Ta'ala saling susulkan di antara mereka kepada yang amalnya lebih tinggi.
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan orang-orang yang beriman dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun daei pahala ama mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya." (Q.s. Ath-Thur [52]: 21)
Diam-diam bertanya, adakah kita termasuk yang demikian ini? Saling disusulkan kepada yang amalnya lebih tinggi. Termasuk kitakah?
Adakah kita benar-benar mencintai anak kita? Kita usap anak-anak kita saat mereka sakit. Kita tangisi mereka saat terluka. Tapi adakah kita juga khawatir nasib mereka di akhirat? Kita bersibuk menyiapkan masa depan mereka. Bila perlu sampai letih badan kita. tapi adakah kita berlaku sama untuk "masa depan" mereka yang sesungguhnya di kampung akhirat?
Tengiklah sejenak anakmu. Tataplah wajahnya. Adakah engkau relakan wajahnya tersulut api neraka hingga melepuh kulitnya? Ingatlah sejenak ketika engkau merasa risau melihat mereka bertengkar degnan saudaranya. Adakah engkau bayangkan ia bertengkar denganmu di hadapan mahkamah Allah Ta'ala karena lalai menanamkan tauhid dalam dirinya?
Ada hari yang pasti ketika tak ada pilihan untuk kembali. Adakah ketika itu kita saling disusulkan ke dalam surga atau saling bertikai?
Maka, cintai anakmu untuk selamanya! Bukan hanya untuk hidupnya di dunia. Cintai mereka sepenuh hati untuk suatu masa ketika tak ada sedikit pun pertolongan Allah Ta'ala. Cintai mereka dengan pengharapan agar tak sekedar bersama saat di dunia, lebih dari itu dapat berkumpul bersama di surga. Cintai mereka seraya berusaha mengantarkan mereka meraih kejayaan, bukan hanya untuk kariernya di dunia yang sesaat. Lebih dari itu, untuk kejayaannya di masa yang jauh lebih panjang. Masa yang tak bertepi.
-MFA-
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment