Thursday, 6 March 2014

PENANGANAN ANAK AUTIS

Autisme adalah kategori ketidakmampuan yang ditandai dengan adanya gangguan dalam komunikasi, interaksi sosial, gangguan indrawi, pola bermain dan perilaku emosi. Anak-anak dengan berkebutuhan khusus seperti autis membutuhkan cara penanganan khusus. Orang tua dan pendidik perlu informasi yang memadai mengenai gangguan pada anak-anak sedini mungkin, sekaligus bagaimana cara menangani yang tepat.

CIRI_CIRI ANAK AUTIS
Beberapa perilaku yang nampak pada anak yang mengalami gangguan autisme antara lain:
  • Dalam bidang penginderaan anak-anak ini menunjukkan respon yang tidak wajar. Ada yang tampak begitu menikmati jatuhnya sinar matahari dari balik jendela, ada yan gsibuk memutar-mutar benda bulat di depannya selama berjam-jam.
  • Anak autis biasanya mengeksplorasi lingkungannya melalui indera peraba, pengecapan, dan pembauan seperti anak-anak kecil di bawah usiannya. Setiap kali memegang benda, anak autis cenderung mencium baunya terlebih dahulu.
  • Anak autis menunjukkan kurang sekali kontak mata dengan orang lain yang biasanya disertai dengan perilakuyang tidak wajar lainnya seperti tertarik dengan sinar atau benda gemerlap.
  • Beberapa anak autis bahkan tidak pernah berbicara walau mereka mengeluarkan suara-suara. Suara-suara yang dikeluarkan oleh anak autis itu tidak jelas dan biasanya berupa teriakan-teriakan.
  • Suka melambaikan tangan, berjalan berjingkat, goyang-goyang tubuh dengan ekspresi wajah yang aneh, badannya sangat kaku, kadang badannya berputar-putar tanpa merasa pusing.

CARA MENGASUH ANAK AUTIS
Mengasuh anak autis sebaiknya dengan mengembangkan rutinitas yang konsisten pada anak, karena anak autis ini akan mengalami kesulitan pada suatu perubahan yang tidak dia inginkan dan tidak terstruktur. Berikut adalah beberap cara mengsuh anak autis:
  • Cari sebab dibalik gejala, misal saat anak mengamuk. Begitu menemukan penyebabnya, Anda bisa menyesuaikan diri.
  • Jangan paksa bicara, karena bagi sebagian besar penyandang autisme, ungkapan verbal tak ada artinya. Pastikan diri Anda paham apa yang dikomunikasikan melalui ekspresinya. 
  • Belajar hidup dengan perilaku stereotip. Saat di tempat umum ajarkan anak berperilaku sebagaimana mestinya. Tetapi di rumah, biarkan dia sebagaimana dirinya. Terlalu banyak stimulasi, dan tuntutan perilaku baru, akan sulit ditoleransi oleh anak autis ini. Program mengurangi perilaku tertentu harus dilakukan dengan hati-hati.
  • Kerjasama dengan sekolah, bahwa kurikulum untuk anak penyandang autisme berpusat pada self care dan keterampilan bersosialisasi. 
  • Jauhkan anak dari role model yang berperilaku kasar. Anak penyandang autisme cenderung meniru perilaku tanpa pemahaman mengapa orang melakukannya.
  • Jangan tuntut anak untuk bisa beradaptasi dengan orang baru dan situasi baru. Biarkan dia menjaga jarak dan punya peluang untuk menyingkir.
TEKNIK MENGAJAR ANAK AUTIS DI KELAS
Mengajar anak autis merupakan tugas yang menantang, terutama bagi yang belum pernah memiliki pengalaman menangani anak-anak  ketidakmampuan belajar. Meskipun lambat, anak autis bisa dilatih untuk membaca, menulis, dan elajar. Diperlukan kesabaran dan ketekunan ketika menghadapi anak-anak dengan autisme. Berikut ini beberapa teknik yang bisa dilakukan untuk mengajar anak-anak dengan autisme:
  1. Tidak Melakukan Modifikasi Jadwal. Anak-anak autis tidak suka variasi karena mereka lebih menyukai rutinitas yang sama serta kebiasaan berulang. Oleh karena itu, sebaiknya tidak melakukan perubahan jadwal untuk anak dengan autisme. Namun, bukan tidak mungkin untuk melakukan sedikit modifikasi jadwal bila memang dibutuhkan.
  2. Memilih  Gaya Belajar. Setiap anak memiliki gaya belajar tertentu. Beberapa anak mungkin lebih cepat menyerap informasi dengan cara mendengar, sementara anak yang lain lebih cenderung pada gaya belajar visual. Pada beberapa anak, media gambar menjadi bahasa pengantar utama dalam belajar. Sebagai guru atau orang tua, Anda perlu mencari tahu metode mana yang membantu anak untuk fokus pada apa yang diajarkan. Anak autis cenderung kehilangan minat bila mereka tidak mengerti apa yang diajarkan. Jadi, memilih gaya belajar yang sesuai akan membuat anak mampu beradaptasi lebih baik. 
  3. Menggunakan Bahasa Sederhana. Menggunakan kata-kata sederhana serta kalimat pendek ketika berkomunikasi dengan anak-anak autis sangat dianjurkan. Kalimat yang panjang dan kompleks hanya akan membuat anak bingung. Kalimat yang pendek lebih mudah dibaca, ditulis ulang, serta dipahami oleh anak.
  4. Menggunakan Objek Menarik Ketika Belajar. Anak-anak autis biasanya memiliki mainan favorit. Gunakan mainan favoritnya sebagai salah satu teknik untuk mengajar mereka. Bila mainan favorit anak adalah mobil, Anda bisa bercerita tentang kisah-kisah yang melibatkan mobil. Bisa juga menggunakan mainan mobil kecil untuk mendapatkan perhatian anak.
  5. Menangani Masalah Menulis. Sebagian besar anak autis menghadapi masalah dengan keteralmpilan motorik mereka. Anak autis tidak dapat mengendalikan tangan sehingga kesulitan untuk menulis rapi. Hal ini bisa membuat anak merasa putus asa. Untuk mengatasi hal tersebut, mintalah anak untuk mengetik di komputer atau di laptop. Mengetik di komputer bisa membantu anak belajar lebih cepat tanpa merasa kecewa saat melihat hasil tulisan mereka. Selain itu, cara ini bisa memotivasi anak untuk menikmati proses menulis.
  6. Mengenali Bakat. Anak-anak dengan autisme biasanya sedikit lebih lambat dalam berkomunikasi dan proses belajar dibandingkan dengan anak-anak lain seusia mereka. Namun, banyak diantara anak-anak autis yang memiliki bakat melukis, memainkan alat musik, membuat kerajinan, bahkan pemrograman komputer. Pikiran mereka sangat kreatif dan seringkali menghasilkan karya seni yang luar biasa. Penting bagi guru atau orang tua untuk mengidentifikasi bakat anak autis serta membantu mengembangkannya. Bakat ini bisa dipoles sehingga dapat digunakan sebagai keterampilan untuk kehidupan maupun karir mereka di masa depan.
PEMILIHAN MAKANAN UNTUK ANAK AUTIS
Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan bagi orang tua dalam memberikan makanan bagi anak-anak mereka yang menyandang autisme.

Makanan yang dihindari
  • Makanan yang mengandung gluten, yaitu semua makanan dan minuman yang dibuat dari terigu, '''''''havermuth, dan oat misalnya roti, mie, kue-ku-
  • Produk-produk lain seperti soda kue, baking soda, kaldu instant, saus tomat dan saus lainnya, serta lada bubuk, mungkin juga menggunakan tepung terigu sebagai bahan campuran. Jadi, perlu hati-hati pemakaiannya. Cermati/baca label pada kemasannya.
  • Makanan sumber kasein, yaitu susu dan hasil olahnya, misal es krim, keju, mentega, yogurt, dan makanan yang menggunakan susu.
  • Daging, ikan, atau ayam yang diawetkan dan diolah seperti sosis, kornet, hotdog, sarden, daging asap, ikan asap, dan sebagainya. Tempe juga tidak dianjurkan terutama bagi anak yang alergi jamur karena pembuatannya menggunakan fermentasi ragi.
  • Buah dan sayur yang diawetkan seperti buah dan sayur dalam kaleng.
  • Semua jenis jamur segar maupun kering misalnya jamur kuping, jamur merang dan lain-lain.
  • Buah yang dikeringkan misalnya kismis, aprokot, kurma, pisang, prune, dan lain-lain.
  • Fruit juice/sari buah yang diawetkan, minuman beralkohol, dan semua minuman yang manis.
Makanan yang dianjurkan
  • Makanan sumber karbohidrat dipilih yang tidak mengandung gluten, misalnya beras, singkong, ubi, talas, jagung, tepung beras, tapioca, ararut, maizena, bihun, soun, dan sebagainya.
  • Makanan sumber protein dipilih yang tidak mengandung kasein, misalnya susu kedelai, daging, dan ikan segar (tidak diawetkan), unggas, telur, udang, kerang, cumi, tahu, kacang hijau, kacang merah, kacang tolo, kacang mede, kacang kapri dan kacang-kacangan lainnya.
  • Sayuran segar seperti bayam, brokoli, labu siam, labu kuning, kangkung, tomat, wortel, timun, dan sebagianya.
  • Buah-buahan segar seperti apel, anggur, pepaya, mangga, pisang, jambu, jeruk, semangka, dan sebagainya.
  • Makanan sumber karbohidrat: beras, tepung beras, kentang, ubi, singkong, jagung, dan tales. Roti atau biscuit dapat diberikan bila dibuat dari tepung yang bukan tepung terigu.
  • Makanan sumber protein seperti udang dan hasil laut lain yang segar.
  • makanan sumber protein nabati seperti kacang-kacangan (almond, mete, kacang kedelai, kacang hijau, kacang polong, dan lainnya). Namun, kacang tanah tidak dianjurkan karena sering berjamur.
  • Semua sayuran segar terutama yang rendah karbohidrat seperti brokoli, kol, kembang kol, bit, wortel, timun, labu siam, bayam, terong, sawi, tomat, buncis, kacang panjang, kangkung, tomat, dan lain-lain.
Cara mengatur makanan secara umum
  • Berikan makanan seimbang untuk menjamin agar tubuh memperoleh semua zat gizi yang dibutuhkan untuk keperluan pertumbuhan, perbaikan sel-sel yang rusak dan kegiatan sehari-hari.
  • Gula sebaiknya dihindari, khususnya bagi yang hiperaktif dan ada infeksi jamur. Fruktosa dapat digunakan sebagai pengganti gula karena penyerapan fruktosa lebih lambat dibanding gula/sukrosa.
  • Minyak untuk memasak sebaiknya menggunakan minyak sayur, minyak jagung, minyak biji bunga matahari, minyak kacang tanah, minyak kedelai, atau minyak olive. Bila perlu menambah konsumsi lemak, makanan dapat digoreng.
  • Cukup konsumsi serat, khususnya serat yang berasal dari sayuran dan buah-buahan segar. Konsumsi sayur dan buah 3-5 porsi per hari.
  • Pilih makanan yang tidak menggunakan food additive (zat penambah rasa, zat pewarna, zat pengawet).
  • Bila keseimbangan zat gizi tidak dapat dipenuhi, pertimbangkan pemberian suplemen vitamin dan mineral (vitamin B6, vitamin C, seng, dan magnesium).
  • Membaca label makanan untuk mengetahui komposisi makanan secara lengkap dan tanggal kadaluwarsanya.
  • Berikan makanan yang cukup bervariasi. Bila makanan monoton, maka anak akan bosan.
  • Hindari junk food seperti yang saat ini banyak dijual, ganti dengan buah dan sayuran segar.
Semoga saja informasi di atas bermanfaat. Dan sayangilah anak Anda, terimalah mereka apa adanya. Salam hangat. ^_^

0 comments:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Post a Comment